Tahun Baru di jakarta

Pada tanggal 31 Desember 2009, aku dan mamaku berangkat ke Jakarta menggunakan kereta api bisnis. Di kereta, aku melihat banyak orang yang nggak duduk di kursi penumpang karena kehabisan tempat duduk. Ironisnya, meskipun mereka tidak duduk di kursi penumpang, mereka tetap harus membayar harga tiket penuh yaitu Rp 30.000,00.
Selama di kereta, aku cuman makan keripik jagung saja, sedangkan mamaku selama di kereta cuman tidur.
Kereta api melaju sangat cepat dan melewati banyak rumah, sawah, dan gunung. Sunggu pemandangan yang indah.

Sesampainya di stasiun Gambir, papaku datang menjemput. Lalu, kami memesan tiket untuk kembali ke Bandung. Kami memesan untuk 4 orang, yaitu, aku, mamaku, adikku yang bernama Marry (kalo mau lihat blognya, klik http://coolmarry.blogspot.com), serta keponakan yang bernama Riska. Kami memesan tiket eksekutif.
Sebelum menuju rumah pamanku, kami makan dulu. Mama dan papaku memesan nasi padang, sedangkan aku dipesankan baso. Harganya mahal, soalnya kami makan di stasiun Gambir, bukan di tepi jalan.

Kemudian, kami menuju rumah pamanku. Kami naik busway. Seumur hidup, ini pertama kalinya aku naik busway. Maklum, budak Bandung. Di Bandung mah teu aya nu namina Busway. Ehk! Tumben Alto Hebat yang benar-benar hebat ngomong bahasa Sunda! Biasanya 'kan ngomong bahasa Jawa.........
Lanjut, kesan pertama naik busway adalah MENGERIKAN, sebab jalannya ugal-ugalan dan membuatku merasa akan jatuh. Lagipula, kami bergelantungan seperti orang utan.  Lebih enak di Bandung meskipun hanya naik angkot. Meskipun tidak ada ACnya, di angkot nggak ada istilah "gelantungan kayak orang utan". Lagian 'kan, naik angkot dari sekolah sampai terminal Cicaheum 'kan cuman bayar Rp 2000,00 sedangkan busway harus bayar Rp 3.500,00.
Busway berhenti di Blok M. Karena rumah pamanku di tanah Kusir, maka kami melanjutkan perjalanan menggunakan taksi. Harga taksinya Rp 20.750,00 dan papaku yang bayar. Sesampainya di rumah pamanku, kami disambut dengan gonggongan anjing. Anjingnya bernama Bela. Anjingnya lucu dan baik, sayang dikurung. Lalu, aku menuju kamar. kamarnya besar sekali.
Di dapur, papaku menggoreng kentang. namun aku nggak mau mencicipi karena nggak ada saus sambal. Papa mengajakku membeli saus menggunakan harley. Seumur hidup, ini pertama kalinya aku naik harley.
Laju Harley sangat cepat dan melewati banyak kendaraan lainnya.

Setelah mendapat saus sambal, acara makan kentang dan sosis pun dimulai. Rasa sosisnya sangat enak karena harganya mahal.

Malamnya, papaku mengajak keluarga untuk jalan-jalan. Rencananya mau ke Blok M, tapi setibanya di Blok M, papa mengubah rencana ke Monas. Kami naik bis. Tapi jalanan macet, jadi kami memutuskan berhenti di Bunderan HI (Hotel Indonesia)
Banyak orang berlalu lalang menjajakan barang dagangan mereka. Lalu akhirnya pergantian tahun terjadi. Kembang Api meledak disana-sini. Sebuah tragedi terjadi, saat pecahan kembang apinya mengenai mata kiriku. Sakit sekali.
Setelah selesai, adikku bilang dia lapar. Lalu papaku membelikan dia Burger. lalu, kami pulang naik bis kota. nggak beda dengan yang pertama, kami berdesak-desakkan sampai rasanya mau gepeng, apalagi keponakanku yang bernama Riska, yang dari lahir udah kayak tulang belulang gitu.

Sekian.


Btw, aku sengaja bikin ceritanya berkesan anak-anak. Biar yang baca ngerti, apalagi kalo yang baca anak-anak