~~~ Aku berjalan terus. Lama-lama aku malah berlari. Berlari dan berlari. Rasa tak enak muncul dalam benakku. Langkahku semakin cepat ! Lama-lama aku melompat, dan terbang ! Rasa tak enakku terkuak ; dibelakangku muncul adap hitam pekat, dan itu menyelimuti diriku !!!~~~
BRAK !
Hosh... hosh... Mimpi buruk ! Buuuuuurrrruuuuk banget !
Kupikir ini masih normal, meskipun ini pertama kalinya aku mimpi buruk (yang seburuk itu), soalnya... today is Friday the 13th !!! (Sekarang sudah jam 3 subuh)
Kesialan pertama: Mimpi Buruk
Morning in Friday the 13th. Semoga hari ini tidak ada hal yang bikin sial!!! Amin~ !
Kata Alicia, tiap Friday the 13th pasti ada minimal 5 kesialan. Beerrrrr……..
‘’Aaaaaa! Moli !!! ‘’
Hey, tau nggak kenapa aku teriak kayak gitu (ke anjingku)??? (Oh ya… Ngomong-ngomong di asrama Nadeshiko boleh melihara binatang lho, kecuali Gajah, Macan, Buaya, Jerapah….. terutama DINOSAURUS)
Gini ceritanya, beberapa hari yang lalu, sekolahku, Nadeshiko Junior High School, mengadakan Lintas Bukit. Brrrp… Jelas panas banget dong! So, aku pinjem topi Narla.
Rencananya sih, aku mau mengembalikan hari ini.
Daaaan..... Anjingku merusaknya... !!!!
Dirobek ! Digigit si Putih alias Moli !!!
Kesialan kedua di Jum’at tanggal 13 !!!!! Ini pun masih jam empat lebih 36 menit !
Okay, biar tenang, mending aku mandi pakai air hangat aja.
Begitu aku masuk kamar mandi…
“Waaaaaa!!!” teriakan (kedua) di Jum’at tanggal 13!!!
Aku baru mau buka Keran air. Dan, ada TARANTULA DISANA!!!
Jatuh? Tebakanmu benar. Aku jatuh dengan (agak) Keras. Sakit? Jelas!
Kesialan ke 3. Baru berapa menit udah kesialan ke-3?! Cape deeh…
Aku nggak takut Tarantula, aku lebih takut buaya. (Tadi aku teriak karena kaget, kok.) Jadi, aku tangkep Tarantula itu dan kumasukkan ke toples yang diberi tutup plastic yang udah dibolong-bolongin. Aku masukin sekalian belalang mati yang kutemukan di halaman. Kata buku IPA-ku, itu makanan Tarantula.
Habis Mandi, pake baju, makan nasi goreng yang di anterin mbak Suriyem, si Pembantu Asrama yang Ramah dan Baik hati, masukin Tarantula itu ke tas (Buat apa? Entar aja mikirnya) dan aku turun untuk mengambil sepedaku dan saatnya berangkat sekolah.
Jarak dari Asrama ke sekolah kira-kira 2,8 km. (Maklum, di gunung.)
Kukayuh sepedaku dari asrama menuju sekolah. Maklum, anak yang peduli Global Warming itu ya (kayaknya cuman) aku.
Ckkiiit… Ckkkiiitt….
“Suara aneh apaan tuh???”
Ckkiiit…. Ckkiit…. Gubrak…
“Myaaaaa!!!” teriakan ketiga! Aku yakin temen-temen semua mikir kalau banku pecah. (Kalau kalian nggak mikir gitu, sori deh. Maklum, wong namanya juga nebak, ya nggak?)
Rantai sepedaku lepas! Wallaah~~~! Kalau dibetulin, entar telat! Padahal pelajaran pertama IPS, dan ada Quiz berhadiah (katanya) hari ini! Masa aku nggak ikut!!! Kesialan ketiga.
Untungnya ada warung buka pagi-pagi gini. Jadi, ya kutitipin sepedaku disitu. Keberuntungan (kecil) pertama di kesialan ketiga.
(Akhirnya) Masuk kelas nih!
“Natalie! Bawa topi aku nggak?” sahut si Narla.
= Glek = Gimana caranya aku jelasin ke Narla kalau topinya sudah rusak? MODAR (Mati. Bahasa Jawa) AKU !!!
‘’ Nggak apa kok, kalau kamunya masih mau make. Kalau perlu, itu topi buat kamu aja ! ‘’
‘’ ????????????? Topinya buat aku ?!’’ Jelas aku nggak percaya.
‘’He-eh ! Buat kamu aja? Kenapa? Nggak mau?’’
‘’Mau sih.” Jelas, wong topinya sudah rusak. ‘’Tapi kenapa ?’’
‘’Soalnya, kemarin aku beli topi baru lagi di Berry berry. Lucu, loh! Ada tulisan ‘You’re Mine’, warnanya pink, ada gambar item ga jelas tapi ada loph-lophnya! Terus…….” Kuberi tahu, ya. Narla ini PALING RIBUT soal accessories yang selalu dia lihat di Department Store langganan dia. Nggak tau tuh, itu anak maunya apa… -_-
Paling nggak, satu masalah sudah terselesaikan. Duuh… Leganya! Keberuntungan (lumayan besar) yang kedua
IPS. Pelajaran yang bikin memori otakku Full emang cuman IPS. Moga-moga nggak ada satupun bukuku yang ketinggalan. Amin!
Dan… WAAAA! Aku bawa IPS! Thank You God!
Tapi… Aku Lupa bawa kotak Pensil!
Minjem? Malu ah! Beli? It’s too late to buy something! Jadi pakai apa? Mana ku tahu! Kesimpulan? Ini kesialan ke-4.
Tluk! Lho? Pensil siapa nih? Wait, pensil mekanik berwarna merah darah. Di kelas ini (mungkin malah di dunia ini) yang punya alat tulis yang penuh dengan warna merah darah cuman… Tact!
“Ga bawa kotak pensil, ‘kan? Tuh, kupinjemin pensil!”
“??? Ikhlas nih?” Habis si Tact tuh terkenal dengan kepelitannya.
“Iya dong. Soalnya aku mau minta maaf.”
“Kenapa?”
“Yang robek buku bergambarmu itu, aku.”
Treeeeeeeeeng……. Kukira aku masih beruntung bisa dipinjemin pensil. Ternyata……. Yang robek gambar capungku itu Tact, ya???? Dasar Tact…!
Nggak apa sih, yang penting aku masih punya alat buat nulis. Sedikit keberuntungan (ketiga) in Friday the 13th.
Pelajaran IPA.
Dan kali ini, aku lupa bawa Journal IPA!!!
Tuhan! Ini kesialan kelima! Aku harap ini akhir penderitaanku! Sudah cukup aku sial lima kali (dengan keberuntungan tiga kali)!!!!!
“Anak-anak, hari ini, kalian tidak perlu mengumpulkan jurnal.”
Haaaaaaaaah.......???????? Keberuntungan ke-empat nih?!
“Bener nih pak!” teriak bocah-bocah sekelas.
“Iya. Kali ini kita membuat eksperimen. Membuat Resin untuk mengawetkan hewan. Kali ini, apa ada yang bisa menangkapkan laba-laba?”
Laba-laba? Maksudnya Tarantula? Wait, kayaknya tadi aku masukin Tarantula ke tasku deh! Mungkinkah ini keberuntungan kelima?
“Pak! Saya bawa Tarantula pak!”
”Buwahahaha! Ngapain bawa Tarantula, Nat?!”
”Buwahahaha! Ngapain bawa Tarantula, Nat?!”
“Iseng aja. ‘Kan keren, bawa binatang ke sekolah ‘kan nggak ada di Tata Tertib Nadeshiko High School!”
“Ya sudah. Mana Tarantulanya? Kali ini kita akan mengadakan percobaan!”
Di lab, aku membawa Tarantula yang kudapatkan di Kamar Mandi tadi.
Lho? Kok Tarantulanya Mati? Tapi ada telur disitu?
“Pak! Tarantula saya mati nih!”
“Nggak apa-apa. Resin itu ‘kan artinya Mengawetkan.”
“Tapi pak, ada telurnya nih!”
“Apa? Ada telur?” tanya Mario. Kontan semua anak mengerumuni diriku.
“Hebat! Bertelur!” kata Cho, Clecive, dan Yuuzai, si kelompok cewek Chinese.
“Semua jenis laba-laba memang akan mati setelah bertelur. Itulah hukum alam. Ada saat dimana kita harus menjalani hidup dan ada saat kita harus menghadap-Nya.” Jelas Pak Guru. (Ini sih bukan menjelaskan, tapi berkhotbah)
Wah, aku terkenal mendadak gara-gara berhasil membuat seekor Tarantula bertelur. Lantas teman-teman minta, jika anak-anaknya menetas, mereka meminta anak-anaknya.
Keberuntungan ke-enam nih: Artis dadakan (Hehehehehehehe)
Pulang sekolah nih. (Jam 2 siang) Jalan Kaki. Jelas, ‘kan sepedaku ‘kan rusak, dan kutitipkan di warung.... Oh Ya!!!! Sepeda! Harus kuambil dan kubetulkan, nih!
Segera aku lari ke warung tersebut.
“Pak, permisi. Tadi pagi, saya menitipkan sepeda saya. Sekarang saya mau mengambilnya.”
“Sepeda? Yang rusak rantainya?”
“Ya pak. Saya ingin membetulkannya sekarang.”
Bapak itu masuk dan mengambil sepedaku. Lho, kok tapi............??
“Pak! Mengapa rantainya sudah bener? Tadi ‘kan putus?!”
“Oh iya. Saya mau minta maaf dulu sebentar. Tadi anak saya melihat sepeda ini, terus dia mau mencobanya. Tapi karena rantainya putus, jadi dia meminta saya untuk menservisnya sebentar. Setelah saya betulkan, akhirnya dia memakai sepeda nona untuk bermain bersama teman-temannya.”
Jadi, sepedaku udah bener lagi?! Asik! Nggak perlu bawa ke bengkel, udah bener sendiri!
Kesimpulanku, ini keberuntungan kesembilan!
Nah, sebelum mengakhiri Journalku hari ini, aku mau kasih pesen buat temen-temen semua. Kalian jangan mudah percaya mitos yang belum tahu kebenarannya. Kayak mitos akan dapet sial di Friday the 13th, nyatanya setelah 5 kesialan, aku dapet 9 keberuntungan! Enak, ‘tho!
So, tetap optimis melihat masa depan! Jangan malah pesimis dan merasa paling rendah, ok?!
Lakukan yang terbaik untuk hidupmu dan bagi orang lain!
End of my Journal. Sayonara!!!!

Cerita terhebat yang pernah kubuat ^^
ReplyDeleteDasar orang hebat, yang artikelnya pernah masuk majalah keuskupan
Uehhh!!! Iya lah kk!
ReplyDeleteUdah, kamu diem aja, Christa... Jangan komentarin pendapat orang, tho...!
ReplyDelete